Jakarta | Bupati Armia Pahmi menyampaikan Kabupaten Aceh Tamiang siap menjadi model pemulihan pascakonflik berbasis aksi iklim. Hal ini ia paparkan dalam AtmosTalk “From Conflict to Climate Action” yang digelar di Jakarta dan KJRI New York serta daring, Selasa (23/9/25) malam ini.
“Lewat proyek Blue Carbon, kami menunjukkan bagaimana upaya konservasi pesisir dapat berjalan berdampingan dengan pembangunan ekonomi masyarakat dan rekonsiliasi sosial,” ungkap Bupati Aceh Tamiang, Irjen Pol. (Purn) Drs. Armia Pahmi, MH.
Dalam pemaparannya, Bupati Armia menjelaskan sekilas Aceh Tamiang dari masa ke masa, hingga bagaimana kondisi pembangunan dan perkembangan daerah bergelar Bumi Muda Sedia hari ini.
Pada forum internasional tadi, Bupati Armia mengakui, pasca dilantik dirinya memang menargetkan untuk mengeksploitasi potensi ekonomi hijau yang dimiliki Aceh Tamiang menjadi sumber pendanaan baru bagi pendapatan serta pembangunan daerah. Ia meyakinkan, Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang komitmen berkomitmen kuat membangun ekonomi hijau dari pesisir.
Dijelaskan, guna membangun jejaring global proyek Blue Carbon yang diinisiasi oleh Manka dan Fairatmos tersebut, Bupati Armia menegaskan Pemkab Aceh Tamiang akan terus memperkuat kemitraan dengan investor hijau untuk mempercepat pemulihan daerah pascakonflik melalui pendekatan ekonomi hijau.
“Inilah cara kami memastikan warisan alam dan sosial yang lebih baik bagi generasi mendatang, sekaligus momentum baru bagi Aceh Tamiang untuk memperkuat posisi sebagai laboratorium pembangunan hijau Indonesia,” pungkasnya.
Sementara itu, Founder & CEO Fairatmos, Natalia Rialucky, serta Chairman & Director Manka, Juliarta Bramansa Ottay, selaku inisiator kegiatan turut memperkuat paparan Bupati Armia. Mereka menjelaskan proyek ini dilengkapi mekanisme MRV, skema pembiayaan & offtake, serta pembagian manfaat yang memastikan keterlibatan masyarakat lokal.
Forum internasional AtmosTalk ini juga menghadirkan pembicara kunci lainnya, antara lain Winanto Adi, Konsulat Jenderal RI di New York, yang membuka acara.
Agenda acara secara khusus mengulas perjalanan Aceh Tamiang dari daerah konflik menuju aksi iklim, serta strategi kolaborasi pemerintah, swasta, dan masyarakat. Acara digelar pada pukul 08.00–09.00 pagi waktu New York (GMT-4) atau pukul 19.00–20.00 WIB (GMT+7), dengan format hibrida, sehingga dapat diikuti secara langsung dan daring.
Social Header