Aceh Timur | Yessi, Jubir Komunitas Perempuan Peduli Lingkungan (KoPPeduLi), menyematkan harapan kepada pemerintahan Aceh Timur agar lebih peduli terhadap permasalahan lingkungan yang dihadapi masyarakat lingkar tambang pada forum audiensi,Rabu (17/9/2025).
Yessi mendesak DPRK Aceh Timur untuk segera membentuk Pansus terkait Tata Kelola Lingkungan pada proyek pengembangan migas BLOK - A, guna mengungkap pencemaran udara yg di duga terjadi akibat aktivitas pemeliharaan fasilitas produksi PT Medco E&P Malaka.
DPRK Aceh Timur hendaknya miliki sense of crisis terhadap keluhan masyarakat lewat pembentukan pansus, mengingat kinerja lembaga ini dinilai lemah selama ini.
"Sangat disayangkan jika warga sekitar sumur gas Alue Siwah harus terus merasa was was dan trauma setiap tahunnya, mengungsi karena kuatir terkena paparan udara menyengat, yang menyebabkan warga alami mual,muntah,mata perih dan nyeri dada", ujar yessi.
Dalam catatan KoPPeduli, peristiwa kebauan di Desa Panton Rayeuk T kec Banda Alam , Aceh Timur telah terjadi tiga kali dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, ratusan warga mengungsi,belasan lainnya dirawat di rumah sakit daerah. Namun disayangkan, tidak ada pernyataan resmi dari Pemerintah Aceh, Pemkab Aceh Timur,maupun BPMA yang menjelaskan tentang kandungan zat apa,sumber bau nya dari mana, karena apa, dan siapa pihak yg harus bertanggung jawab.
Yessi menjelaskan bahwa bau busuk yang di hirup masyarakat desa Panton Rayeuk T tersebut telah mengakibatkan puluhan masyarakat mengalami gejala keracunan gas, yang puncaknya pada 24 September 2023 lalu, sebanyak 35 org harus dilarikan ke rumah sakit umum Zubir Mahmud,idi,untuk mendapatkan pertolongan medis.
Yessi berharap pemerintah tidak hanya mendatangkan tim Gegana untuk mendeteksi sumber bau busuk tersebut di waktu dan durasi berbeda, tanpa memberikan solusi konkret dari aspek teknis kepada korban.
"Walaupun para pihak berdalih bahwa udara tidak tercemar, namun faktanya ada warga yang sakit di waktu dan tempat yang sama", dan komnas Ham RI perwakilan Aceh juga menemukan fakta mayoritas korban adalah perempuan dsn anak anak tegasnya dalam forum audiensi yang dihari, Bupati, ketua DPRK, Kapolres, Kajari, dan Manager relation PT.Medco E&P Malaka.
Yessi mendorong agar negara hadir melalui kebijakan/policy yang lebih serius dan berkelanjutan agar polemik kebauan di ruang publik dapat di temukan solusinya.
Social Header